“PROFIL CABOR ANGGAR”
Ruang Lingkup cabang olahraga ANGGAR
Anggar adalah ilmu beladiri menggunakan senjata yang berkembang menjadi seni budaya olahraga ketangkasan dengan senjata yang menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong, menusuk atau menangkis senjata lawan dengan menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan kelincahan tangan. Dalam artian lebih spesifik, anggar adalah satu satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah - sekolah Eropa pada masa lalu dalam melatih keahlian dalam menggunakan senjata tajam yang akhirnya menjadi salah satu olahraga resmi di Olimpiade. Organisasi induk internasional Anggar adalah FIE, Lalu Organisasi Induk di Indonesia adalah IKASI.
Perkembangan Cabor Anggar di Indonesia, di SEA Games 2007 Thailand hanya mendapat satu medali perunggu untuk nomor tim floret putri setelah dalam semifinal kalah tipis dari Filipina 43-44 di Suranaree University of Technology Nakhon Ratchasima. Sementara itu medali emas direbut tim Singapura yang mengalahkan tim Filipina dengan 37-25 dan berhak atas medali perak. Hingga berakhirnya pertandingan cabang anggar, Selasa (11/12), Indonesia tidak mampu meraih medali emas, dan hanya mengoleksi dua medali perak dari nomor floret perorangan putri atas nama Fabiola Tirza Paulany Ratu dan tim degen putri. Selebihnya empat medali perunggu dihasilkan dari degen perorangan putra atas nama Agustinus Pieter Manuhutu, degen perorangan putri Isnawaty Sir Idar, dan dua dari tim floret putra dan putri. Lalu pada Olimpiade LONDON 2012 Indonesia mengirimkan salah satu atlet anggar, yaitu, Diah Permatasari, namun cuman bisa sampai 32 besar.
Anggar yang dipertandingkan pada olimpiade memainkan tiga nomor, yang dinamakan berdasarkan senjatanya:
Floret (foil): Pedang yang berbentuk langsing, lentur dan ringan, ujungnya datar atau bulat, tumpul dan berpegas. Bila ditusukkan dapat naik/turun, beratny 500 gram (5 ons).[2] Pelindung tangan yang terdapat pada floret lebih kecil dibandingkan dengan Degen dan Sabel. Ujungnya untuk menusuk dan bagian bawah pedang untuk menangkis dan menekan.
Sabel (sabre): Pedang yang berbentuk segitiga dan sudutnya tidak tajam, seperti parang kecil, semakin keatas semakin pipih dan ujungnya ditekuk hingga tidak meruncing, beratnya 500 gram. Pelindungan penuh menutupi tangan sampai pangkal tangkai. Bagian atas pedang untuk memarang & bagian bawah untuk menangkis, serta ujungnya untuk menusuk.
Degen (epée): Pedang berbentuk segitiga dan berparit, pada pangkalnya tebal dan samping ke ujung kecil, sedikit kaku. Ujungnya datar dan berpegas dengan pelindung tangan besar, beratnya 750-770 gram. Bagian bawah pedang untuk menangkis dan ujungnya untuk menusuk.
Sejarah Berdirinya Cabor Anggar UNSIKA
CABOR ANGGAR berdiri pada tanggal 10 Agustus 2018. Cabor anggar terbilang sangat muda di UNSIKA, cabor Anggar ada karena dukungan dari senior di UKO yaitu, Fungky Apriandrie Saputra dan Dede Murdiani. Atlet anggar yang berada di Unsika sudah ada sejak 2014 yaitu Fungky Apriandrie, namun saat itu memang belom ada yang bisa untuk dibuat cabor, karna ada aturan yang mengharuskan minimal keanggotaan pada cabor.
Sejak dibentuk cabor anggar Unsika, selalu ada prestasi yang ditoreh setiap tahunnya. Pada tahun 2019 cabor anggar UNSIKA sudah mendapatkan 2 emas dan 1 perunggu. 2 emas masing masing, pada kejuaraan nasional mahasiswa UNJ 2018, lalu pada POMNAS Jakarta, yang disumbangkan SITI NURLELA, lalu perunggu didapatkan pada Kejauraan Malaysia Open.
PROGRAM KERJA CABOR ANGGAR
KEJURNAS ANTAR MAHASISWA di UNJ
KEJUARAAN MALAYSIA OPEN
PROGRAM LATIHAN
D. WAKTU LATIHAN
Rabu : Latihan Teknik
Tempat : Area kampus
Waktu : 15.00 sampai selesai
Kamis : Latihan Teknik
Tempat : Area kampus
Waktu : 16.00 sampai selesai
Sabtu : Latihan Teknik
Tempat : Area kampus
Waktu : 15.00 sampai selesai
E. PRETASI
Juara 1 Kejurnas Mahasiswa Anggar UNJ 2018
Juara 1 POMNAS Jakarta 2019
Juara 3 Malaysia Open 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar